TRANSKRIPSI FONETIK DAN ALAT UCAP
DOSEN PEMBIMBING: NOOR CAHAYA, M.PD
MATA KULIAH: FONOLOGI
Disusun oleh:
Kelompok 3
AKBAR RIZKY SHOLEH (1610116210001)
AHMAD FITRIADI (1610116110001)
KHOIFATUL ISLAMIYAH (161011622005)
HAMDIAH (1610116120007)
NIA LARASWATI (1610116220011)
NUR AISYAH (1610116120011)
NUR HALISA (1610116120012)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang transkripsifonetikdanalatucap. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Noor Cahaya, M.Pdyang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai transkripsi fonetik dan alatucap. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saranyangmembangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Banjarmasin, 5 Maret 2017
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL…….……………………………………………..……………………………………………i
KATA PENGANTAR….….………………………………………...………………..……..…….………...….…..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………...…………………...…………………....………iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………….…………………………..…………...………………………...………….1
A. LATAR BELAKANG…….…..…....…………………………………………….…….………..….…..1
B. RUMUSAN MASALAH…..……………..…………………………….…………….…..……..…...1
C. TUJUAN…….………………....………………..…………………………..……….……...…………..1
BAB 2 PEMBAHASAN……..………….……………….………..……….………………………………….……2
A. TRANSKRIPSI FONETIK………………………………………………………………………………...2
B. TUJUAN TRANSKRIPSI………………………………………………………………………………….3
C. ALAT UCAP.................................................................................................................................................4
BAB 3 PENUTUPAN……………………….…………………………..…………………………………....5
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..……………………6
B. KRITIK DAN SARAN....……………...…………………………….………………..………7
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Dalam kajian fonetik, perumusan masalah adalah bagaimana suatu bunyi dihasilkan atau dilafazkan. Sedangkan dalam kajian fonemik mempelajari bagaimana suatu fonem dapat berpengaruh terhadap bentuk kata dan konteks makna. Dalam pembahasan bahasa, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan berinterelasi antar anggota masyarakat.
Keberadaan bahasa ini dunia berbeda-beda, karena perbedaan regionall, social, dan tempo (konteks penggunaan bahasa). Pengguna kosakata tertentu akan berpengaruh terhadap bagaimana kosakata tersebut di lafazkan, diintonasikan dan bagaimana kecenderungan terhadap penekanan bunyinya.
Bagian dari Tatabahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya dalam ilmu bahasa disebut fonologi. Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Hal-hal yang dibahas dalam fonologi antara lain sebagai berikut: Bunyi Ujaran, Fonetik dan Fonemik, Alat ucap, Pita Suara, Vokal, Konsonan, Perubahan Fonem, Intonasi, dll. Namun pada makalah ini penulis hanya akan membahas tentang alat ucap manusia adallah hal yang paling dasar dalam ilmu fonologi tetapi masih banyak mahasiswa yang kurang paham memhami pengertian alat ucap serta bagaimana proses alat ucap itu menghasilkan sebuah bunyi yang terstruktur dan memiliki arti.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.) Apakah transkripsi fonetik itu?
2.) Apatujuan transkripsi fonetik?
3.) Apa saja yang termasuk alat ucap?
4.) Bagaimana cara kerja alat ucap?
1.3 TUJUAN
1.) Untuk memahami pengertian fonetik.
2.) Untuk memahami tujuan transkripsi fonetik.
3.) Untuk memahami tentang alat ucap.
4.) Untukmengetahui cara kerja alat ucap.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Transkripsi Fonetik
Transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau tulisan fonetik. Huruf fonetik ini dibuat berdasarkan huruf (alphabet) Latin yang dimodifikasikan, atau diberi tanda-tanda diakritik. Misalnya, huruf vokal hanya ada lima buah, yaitu , , , , , padahal fonem bahasa Indonesia saja ada enam buah, yaitu /a/ ; /i/ ; /e/ ; /ϑ/ ; /u/ ; dan /o/.
Secara leksikolografis transkripsi adalah penyalinan teks dengan mengubah ejaannya ke dalam ejaan lain untuk menunjukkan lafal bunyi unsure bahasa yang bersangkutan yang selanjutnya dibagi atas:
1. transkripsi berurutan, yakni transkripsi fonetis dari teks yang berurutan dan bukan kata-kata lepas
2. transkripsi fonemis, yakni transkripsi yang menggunakan satu lambing untuk menggambarkan satu fonem tanpa melihat perbedaan fonetisnya
3. transkripsi fonetis, yakni transkripsi yang berusaha menggambarkan bunyi secara sangat teliti
4. transkripsi kasar, yakni transkripsi foonetis yang menggunakan lambing terbatas berdasarkan analisis fonemis yang dipergunakan sebagai system aksara yang mudah dibaca
Cara penyalinan bunyi-bunyi bahasa ke dalam lambang-lambang tertentu, disebut transkripsi fonetik. Transkripsi fonetik hendaknya kita bedaan dari ejaan. Seperti telah diketahui, ejaan ialah pelambangan fonem dengan huruf (Badudu; 1974 : 17). Dengan demikian huruf bukanlah wujud transkripsi fonetik. Misalnya sebuah kalimat yang berbunyi Saya Mahasiswa IKIP Gorontalo. Ejaannya boleh kita tulis, saya mahasiswa IKIP Gorontalo, transkripsi fonetiknya mungkin sama dengan tulisan pada ejaan ini, tetapi mungkin juga akan berbeda sama sekali. Yang penting bagaimana menyalin bunyi-bunyi itu ke dalam lambing-lambang yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, itulah yang menjadi tugas transkripsi fonetik.
Di bawah ini dikutip simbol-simbol fonetik baik vokal maupun konsonan sesuai dengan prinsip IPA (lihat, IPA;1975:8-9 dan 11-12). Simbol untuk vocal :
i misalnya, dalam kata Inggris : see, bahasa Indonesia : itu
e misalnya, dalam kata Inggris : day, bahasa Indonesia meja
simbol untuk konsonan :
r misalnya, dalam kata Inggris : pare
s misalnya, dalam kata Inggris : see
v misalnya, dalam kata Inggris : vague
Bunyi-bunyi vocal:
[i]Vokal depan, tinggi (atas), tak bundar, tertutup.Contoh kata ini;[i-ni], ibu;[i-bu], cari;[ca-ri], lari;[la-ri]
[ I ]Vokal depan, tinggi (bawah), tak bundar, tertutup.Contoh kata pinggir;[pIng-gIr], adik;[a-dI?]
[u]Vokal belakang, tinggi (atas), bundar, tertutup.Contoh kata udara;[u-da-ra], utara;[u-ta-ra]
[U]Vokal belakang, tinggi (bawah), bundar, tertutup.Contoh kata ukur;[u-kUr], urus;[u-rUs], turun;[tu-rUn]
[e]Vokal depan, sedang (atas), tak bundar, semi tertutup.Contoh kata ekor ; [e-kor]
[ɛ]Vokal depan, sedang (bawah), tak bundar, semi terbuka.Contoh kata nenek;[ne-nɛ?], dendeng ; [dɛn-dɛŋ]
[ə]Vokal tengah, sedang, tak bundar, semi tertutup.Contoh kata elang;[ə-laŋ], emas;[ə-mas]
[o]Vokal belakang, sedang (atas), bundar, semi tertutup.Contoh kata toko;[to-ko]
[ɔ]Vokal belakang, sedang (bawah), bundar, semi terbuka.Contoh kata tokoh;[to-kɔh]
[a]Vokal belakang, rendah, netral, terbuka.Contoh kata cari ; [ca-ri]
Bunyi-bunyikonsonan:
[b]Bunyi bilabial, hambat, bersuaracontoh kata baru, abu
[p]Bunyi bilabial, hambat, tak bersuaracontoh kata pita, apa, tetap
[m]Bunyi bilabial, nasal, bersuaracontoh kata mana, lama, malam
[w]Bunyi bilabial, semi vokal, bersuaracontoh kata warna, waktu, awan
[v]Bunyi labiodental, geseran, bersuaracontoh kata veteran, devisa
[f]Bunyi labiodental, geseran, tak bersuaracontoh kata fajar, nafas, taraf
[d]Bunyi apikoalveolar, hambat, bersuaracontoh kata datang ; [da-taŋ]
[t]Bunyi apikoalveolar, hambat, tak bersuaracontoh kata peta ; [pə-ta]
[n]Bunyi apikoalveolar, nasal, bersuaracontoh kata nama, ini, saran
[l]Bunyi apikoalveolar, sampingan, bersuaracontoh kata ama, pula, asal
[r]Bunyi apikoalveolar, getar, bersuaracontoh kata segar ; [sə-gar]
[z]Bunyi laminoalveolar, geseran, bersuaracontoh kata lezat ; [lə-zat]
[ñ]Bunyi laminopalatal, nasal, bersuaracontoh kata nyaring ; [ña-rIŋ]
[ ǰ ]Bunyi laminopalatal, paduan, bersuaracontoh kata jurang ; [ju-raŋ]
[č]Bunyi laminopalatal, paduan, tak bersuaracontoh kata cara, baca
[š]Bunyi laminopalatal, geseran, bersuaracontoh kata syarat
[s]Bunyi laminopalatal, geseran, tak bersuaracontoh kata sama, nasi
[g]Bunyi dorsovelar, hambat, bersuaracontoh kata gaya, tiga
[k]Bunyi dorsovelar, hambat, tak bersuaracontoh kata kaca, saku
[ŋ]Bunyi dorsovelar, nasal, bersuaracontoh kata langit ; [la-ŋIt]
[x]Bunyi dorsovelar, geseran, bersuaracontoh kata khidmat, akhirat
[h]Bunyi laringal, geseran, bersuaracontoh kata hemat, bahan, indah
[Ɂ]Bunyi hambat, glotal, bersuaracontoh kata bak, pak, rakyat
[ baɁ, paɁ, raɁ-yat ]
1.) Berikut contoh transkripsi fonetik,yaitu:
1. Saya ingin menjadi guru yang handal.[saya iŋIn mәñjadi guru yaŋ handal]
2. Mereka tidak suka kue yang manis.[mәrЄka tida? suka kuwe yaŋ manIs]
3. Kami menghadiri acara pesta ulang tahun.[kami mәŋhadiri acara pЄsta ulaŋ tahUn]
4. Ibu menyiapkan makan malam untuk keluarganya.[ibu mәñiyapkan makan malam untU? kәluwargaña]
5. Ayah sedang bercocok tanam di sawah.[ayah sәdaŋ bәrcﬤcﬤ? tanam di sawah]
6. Adik ingin dibelikan boneka beruang baru.[adI? iŋIn dibәlikan bﬤnЄka bәruwaŋ baru]
7. Budi dan Anggi belajar kelompok di rumahnya Andi.[budi dan aŋgi bәlajar kәlﬤmpﬤ? di rumahña andi]
8. Ika tidak masuk sekolah karena sakit.[ika tida? masU? sәkﬤlah karәna sakIt]
9. Kita akan segera sampai ke tempat tujuan.[kita akan sәgәra sampay kә tәmpat tujuwan]
10. Dosen itu tidak mengajar di kelas kami tadi siang.[dﬤsЄn itu tida? mәŋajar di kәlas kami tadi siyaŋ]
11. Rini, dika dan ani berangkat sekolah pukul enam pagi.[rini, dika dan ani bәraŋkat sәkﬤlah pukUl әnam pagi]
12. Ahmad mendapat julukansebagai orang yang ringantangan. [ahmad mәndapat julukan sәbagayﬤraŋ yaŋ riŋantaŋan]
13. Remaja zaman sekarang kurang memperhatikan normaagama.[rәmaja zaman sәkaraŋ kuraŋ mәmpәrhatikan nﬤrmaagama]
14. Berat badan Anwar bertambah lima kilo.[bәrat badan anwar bәrtambah lima kilo]
15. Kami merasa khawatir dengan kondisi kesehatanmu.[kami mәrasa xawatIr dәŋan kﬤndisi kәsЄhatanmu]
2
B. Tujuan Transkripsi
Secara etimologi bahwa transkripsi berasal dari “trans” pindah, mengubah, memindah, dan “skripsi”, tulisan. Maksud tindakan memindah dari lisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan yang terus menerus sebab, kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik bila seseorang menggadakan latihan secara kontinu.
Tulisan fonetis mempergunakan lambang bunyi bahasa yang sudah ada dalam bab bunyi bahasa segmental. Selanjutnya di perhatikan bunyi suprasegmentalnya. Tulisan fonetis dibuat untuk menyarankan bunyi bahasa. Artinya, apabila tulisan tersebut dibaca, terdengar ucapan yang pernah didengar sebelumnya.
Transkripsi adalah suatu cara pengalihan bentuk bunyi di dalam abjad fonetis (soeparno, 2002). Selain ada juga yang mendefinisikan bahwa trranskripsi adalah tuturan atau pengubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan lafal bunyi, fonem, morfem, atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang menjadi sasarannya (Marsono, 1993). Tujuan untuk mencatatsetepat mungkin semua ciri dari ucapan atau seperangkat ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh penulis di dalam arus ujar. Selain itu transkripsi juga digunakan untuk mengetahui perbedaan yang halus dari beberapa ucapan dialek-dialek (Samsuri, 1974).
Abjad fonetis tersebut bersifat konvesional, dan konvensin yang paling luas merupakan konvensi internasional. Organisasi fonetik internasional The Internasional Phonetic Association (IPA), yaitu persatuan para guru bahasa yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa lisan, telah berhasil menetapkan symbol fonetik internasional yang disebut The Internasional Phonetic Alphabets (IPA).
3
C. Alat Ucap
Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi bahasa. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faring, rongga hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, dan uvula.
Alat ucap terbagi dua yaitu artikulator pasif dan artikulator aktif. Artikulator pasif adalah organ-organ yang tak bergerak sewaktu terjadi artikulasi suara seperti bibir atas, gigi atas dan alveolum. Artikulator aktif bergerak ke arah artikulator pasif untuk menghasilkan berbagai bunyi bahasa dengan berbagai cara. Artikulator aktif utama adalah lidah, uvula, dan rahang bawah (termasuk gigi bawah dan bibir bawah).
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi; dan (3) alat-alat lain yang mendukung proses terjadinya bunyi bahasa.
1) Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian bawah atau rahang bawah.
Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a) bibir bawah (labium);
b) gigi bawah (dentum);
c) ujung lidah (apeks);
d) depan lidah (front of the tongue);
e) tengah lidah (lamino);
f) belakang lidah (dorsum); dan
g) akar lidah.
2) Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a) bibir atas (labium);
b) gigi atas (dentum);
c) lengkung kaki gigi atas (alveolum);
d) langut-langit keras (palatum);
e) langit-langit lunak (velum); dan
f) anak tekak (uvula).
3) Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk alat-alat lain antara lain:
a\) hidung (nose);
b)rongga hidung (nasal cavity);
c) rongga mulut (oral cavvity);
d) pangkal kerongkongan (faring);
e) katup jakun (epiglotis);
f) pita suara;
g) pangkal tenggorokan (laring);
h) batang tenggorokan (trachea);
i) paru-paru;
j) sekat rongga dada (diafragma);
k) saraf diafragma;
l) selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m) bronchus.
2.Fungsi Alat-Alat Bicara
Alat bicara manusia antara satu dengan yang lain saling berhubungan untuk membentuk bunyi bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara kemungkinan ada sangkut pautnya dengan alat lain. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang dimaksud.
1) Paru-paru
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk menghembuskan udara ke luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-paru biasa disebut sebagai motor penggerak alat bicara.
2) Pita Suara
Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dan menyempit. Celah pita suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
a) posisi terbuka lebar
Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart terjadi pada pernafasan normal saja.
b) posisi agak menyempit
posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
c) posisi menyempit
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara, misalnya [b], [d], [g], [j].
d) posisi tertutup
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan [?].
3) Laring
Di dalam alert ini terdapat pita suara (vocal cord) yang melintang dari arah depan ke belakang. Dengan demikian fungsi alat ini ialah untuk meneruskan aliran udara yang berhembus dari paru-paru ke faring.
4) Faring
Fungsi alat ini yang utama ialah meneruskan aliran udara dari Pita suara. Akan tetapi alat ini bisa membentuk bunyi bahasa hamzah setelah bersentuhan dengar akar lidah (radik) sehingga bunyi semacam ini disebut bunyi faringal.
5) Lidah
Lidah merupakan salah satu artikulator yang sangat penting di dalam proses pembentukan bunyi bahasa. Pentingnya lidah ini bisa dilihat dari bunyi yang dihasilkannya bisa berupa vokal dan, konsonan. Vokal dihasilkan oleh gerak perpindahan posisi lidah tanpa bersentuhan dengan titik artikulasi. Jika gerak-gerak perpindahan posisi ini bersentuhan dengan titik artikulasi, maka akan menghasilkan bunyi konsonan.
6) Bibir
Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara langsung atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar. Selanjutnya aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.
3.Cara Kerja Alat-Alat Bicara
1.Paru-Paru (Lung)
Paru-paru adalah sumber arus udara yang merupakan syarat mutlak untuk terjadinya bunyi bahasa. Namun, perlu diketahui juga bahwa bunyi bahasa dapat juga dihasilkan dengan arus udara yang datang dari luar mulut. Kalau arus udara datang dari paru-paru disebut arus udara agresif, dan kalau udara datang dari luar disebut udara ingresif. Perlu diketahui juga selama ini dalam bahasa Indonesia tidak ada bunyi yang dihasilkan dengan udara ingresif itu.
2.Pangkal Tenggorok (laring), pita suara, glotis, dan epiglotis
Pangkal tenggorok adalah sebuah rongga pada ujung saluran pernafasan yang ujungnya ada sepasang pita suara. Pita suara ini dapat terbuka lebar , terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup rapat, sesuai dengan arus udara yang dihembuskan keluar. Celah diantara pita suara itu disebut glotis. Pada glotis inilah awal terjadinya bunyi bahasa dalam proses produksi bunyi itu. Bila glotis dalam keadaan terbuka lebar, tidak ada bunyi bahas yang dihasilkan, selain desah nafas. Bila glotis dalam keadaan terbuka agak lebar akan terjadi bunyi tak bersuara. Bila glotis dalam keadaan terbuka sedikit akan terjadi bunyi bersuara. Lalu, bila glotis dalam keadaan tertutup rapat akan terjadi bunyi hamzah atau bunyi hambat glotal. Proses pembunyian ini dibantu oleh epiglotis (katup pangkal tenggorok) yang bertugas menutup dan membuka jalan nafas (jalan udara dari dan ke paru-paru) dan jalan makanan/minuman ke arah pencernaan.
3.Rongga Kerongkongan (faring)
Faring atau rongga kerongkongan adalah sebuah rongga yang terletak diantara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidung. Faring berfungsi sebagai “tabung udara” yang akan ikut bergetar bila pita suara bergetar. Bunyi bahasa yang dihasilkan disebut bunyi faringal.
4.Langit-Langit Lunak (Venum), anak tekak (uvula) dan pangkal lidah (dorsum)
Velum atau langit-langit lunak dan bagian ujungnya yang disebut uvula (anak tekak) dapat turun naik untuk mengatur arus udara keluar masuk melalui rongga hidung atau rongga mulut.Uvula akan merapat ke dinding faring kalau arus udara keluar melalui rongga mulut, dan akan menjauh dari dinding faring kalau arus udara keluar melalui rongga hidung. Bunyi yang dihasilkan kalau udara keluar melalui rongga hidung disebut bunyi nasal dan kalau udara keluar melalui rongga mulut disebut oral. Bunyi yang dihasilkan dengan velum sebagai artikulator pasif dan dorsum sebagai artikulator aktif disebut bunyi dorsovelar, dari gabungan kata dorsum dan velum. Sedangkan yang dihasilkan oleh uvula disebut bunyi uvular.
5.Langit-Langit keras (palatum), ujung lidah (apeks), dan daun lidah (laminnum)
Dalam pembentukan bunyi-bunyi bahasa, langit-langit keras (palatum) berlaku sebagai pasif (artikulator yang diam, tidak bergerak) dan yang menjadi artikulator aktifnya adalah ujung lidak (apeks) atau daun lidah (laminum).Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh palatum dan apeks disebut bunyi apikopalatal.Sedangkanyang dihasilakan oleh palatum dana laminum disebut bunyi laminopalatal.
6.Ceruk gigi (alveolum), apeks, dan daun lidah (laminum)
Dalam pembentukan bunyi bahasa, alveolum sebagai artikulator pasif dan apeks atau laminum sebagai artikulator aktifnya.Bunyi yang dihasilkan oleh alveolum dan apeks disebut bunyi apikoalveolar.Lalu, yang dihasilkan oleh alveolum dan laminum disebut bunyi laminoalveolar.
7.Gigi (dentum), Ujung lidah (apeks), dan bibir (labium)
Dalam produksi bunyi bahasa, gigi atas dapat berperan sebagai artikulator pasif, yang menjadi artikulator aktifnya adalah apeks atau bibir bawah.Bunyi yang dihasilkan oleh gigi atas dan apeks disebut bunyi apikodental dan yang dihasilakan oleh gigi atasa dan bibir bawah disebut bunyi labiodental.Dalam hal ini ada juga bunyi interdental dimana apeks sebagai artikulator aktif berada diantara gifi atas dan gigi bawah yang menjadi artikulator pasifnya.
8.Bibir bawah dan bibir atas
Dalam pembentukan bunyi bahasa bibir atas bisa menjadi artikulator pasif dan bibir bawah menjadi artikulator aktif.Bunyi yang dihasilkan disebut bunyi bilabial.Bibir bawah bisa juga menjadi artikulator pasifnya.Lalu, bunyi yang dihasilkan disebut bunyi labiodental, dari kata labium dan dentum.
9.Lidah (tongue)
Lidah terbagi atas empat bagian, yaitu ujung lidah (apeks), daun lidah (laminum), punggung atau pangkal lidah (dorsum), dan akar lidah (root).Lidah dengan bagian-bagiannya dalam pembentukan bunyi bahasa selalu menjadi artikulator pasifnya adalah alat-alat ucap yang terdapat pada rahang atas.
10.Mulut dan rongga mulut
Rongga mulut dengan kedua belah bibir (atas dan bawah) berperan dalam pembentukan bunyi vokal.kalau bentuk mulut membundar maka akan dihasilkan bunyi vokal bundar atau bulat.kalau bentuk mulut tidak bundar atau melebar akan dihasilkan bunyi vokal tidak bundar.Sebagai umum bunyi yang dihasilkan dirongga mulut disebut bunyi oral, sebagai lawan bunyi nasal yang dihasilkan melalui rongga hidung.
11.Rongga Hidung
Bunyi bahasa yang dihasilkan melalui rongga hidung disebut bunyi nasal.Bunyi nasal ini dihasilakan dengan cara menutup rapat-rapat arus udara dirongga mulut, dan menyalurkan keluar melalui rongga hidung.Yang ada dalam bahasa indonesia adalah bunyi nasal bilabial, bunyi nasal apikeolveaolar bunyi nasal laminopalatal, dan bunyi nasal dorsovelar.
4
BAB 3
PENUTUP
1.4 KESIMPULAN
Transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau tulisan fonetik. Secara etimologis, bahwa transkripsi berasal dari “trans” pindah, mengubah, memindah dan “skripsi”, tulisan. Maksud tindakan memindah dari lisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan yang terus menerus sebab, kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik bila seseorang menggadakan latihan secara kontinu.Transkripsi adalah suatu cara pengalihan bentuk bunyi di dalam abjad fonetis (soeparno, 2002). Selain ada juga yang mendefinisikan bahwa trranskripsi adalah tuturan atau pengubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan lafal bunyi, fonem, morfem, atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang menjadi sasarannya (Marsono, 1993). Tujuan untuk mencatat setepat mungkin semua ciri dari ucapan atau seperangkat ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh penulis di dalam arus ujar.
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang tulis atau lambang fonemis yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh The Internasional Phonetic Association (IPA).
Secara garis besar Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi; dan (3) alat-alat lain yang mendukung proses terjadinya bunyi bahasa.
Kemudian Alat bicara manusia antara satu dengan yang lain saling berhubungan untuk membentuk bunyi bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara kemungkinan ada sangkut pautnya dengan alat lain yaitu: paru-paru, pita suara, laring, faring, lidah, dan bibir.
5
1.5 KRITIK DAN SARAN
Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi, bekerjasama, berinteraksi, dan berinterelasi, apabila terjadi kesalahan atau tidak jelasnya pengartikulasian, sehingga maksud dan tujuan sebenarnya mengalami pergeseran arti makna alangkah baiknya kita memperbaikinya dengan banyak latihan pengartikulasikan dengan memperhatikan strukturpembangunan bahasa tersebut: fonem, morfem, frase, klausa, dan kalimat dalam kaitan sintaksis-semantik.
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.
6
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
http://karya-ilmiah.com/makalah-transkripsi-fonetik/
http://m.kompasiana.com/santuso/contoh-transkripsi-fonetis-bahasa-indonesia_54f9000ca33311f8478b4856
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Alat_ucap
http://tugassemesterdua.blogspot.co.id/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://plus.google.com/113781833232270401079/posts/ZaBFuhcjFbH
Kumpulan Karya Sastra dan Pembahasannya
kumpulan karya sastra
kumpulan karya sastra
Rabu, 08 Maret 2017
Rabu, 05 Oktober 2016
Puisi Untuk Tuhan "Demi nama-Mu"
Tubuhku kaku membiru
Aku siap berjalan menghadap-Mu
Nafasku terhenti
Aku siap mati
Hari ini
Aku siap berjalan menghadap-Mu
Nafasku terhenti
Aku siap mati
Hari ini
Demi nama-Mu
Ku bicara perang
Ku bicara jihad tentang-Mu
Bermodalkan akhlak
Aku siap dijemput-Mu mutlak
Tuhanku
Ampuni aku
Sekarang tubuhku kaku membiru
Demi nama-Mu
Ku bicara perang
Ku bicara jihad tentang-Mu
Bermodalkan akhlak
Aku siap dijemput-Mu mutlak
Tuhanku
Ampuni aku
Sekarang tubuhku kaku membiru
Demi nama-Mu
Langganan:
Postingan (Atom)